Sabtu, 13 November 2010
NIKAH
2.Ketika melamar – Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah melalui orangtua/wali si gadis.
3.Ketika akad nikah – Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu tetapi menikah di hadapan Allah.
4.Ketika resepsi pernikahan – catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoakan anda, karena anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk bercerai karena menyia-nyiakan doa mereka.sekallian itung isi amplop yang mereka bawa.....hehehehe
5.Sejak malam pertama – bersyukur dan bersabarlah, anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.
6.Selama menempuh hidup berkeluarga – sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri.
7.Ketika biduk rumah tangga oleng – jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan.
8.Ketika belum memilki anak – cintailah istri atau suami anda 100%.
9.ketika telah memiliki anak – jangan bagi cinta anda kepada (suami) istri dan anak anda, tetapi cintailah istri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%.
10.ketika ekonomi keluarga belum membaik – yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan istri.
11.Ketika ekonomi membaik – jangan lupa jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita.
12.Ketika anda adalah suami – boleh bermanja-manja kepada istri
tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila istri membutuhkan pertolongan anda.
13.Ketika anda adalah istri – tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.
14.Ketika mendidik anak – jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak.
15.Ketika anak bermasalah – yakinilah bahwa tidak ada seorang anak pun yang mau bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.
16.Ketika ada pil – jangan diminum cukuplah suami sebagai obat.
17.Ketika ada wil – jangan dituruti, cukuplah istri sebagai pelabuhan hati.
18.Ketika memilih potret keluarga – pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.
19.Ketika ingin langgeng dan harmonis – gunakanlah 7 k;
1. ketaqwaan
2. kasih sayang
3. kesetiaan
4. komunikasi dialogis
5. keterbukaan
6. kejujuran
7. kesabaran
yang mau nikah, SELAMAT yah....
yang belum nikah, aku juga belum nikah nih...(^_^)
Kamis, 04 November 2010
Ilmu Pengetahuan Dasar
Ilmu ialah - pengetahuan yang telah di uji kebenarannya
- Membahas hal-hal yang dapat diamati.
Ciri-ciri ilmu :
a) Jelas objeknya(mempunyai ontologis ilmu).
b) Mempunyai metode/cara tertentu (epistimologi ilmu).
c) Bersifat sistimatis.
d) Bersifat universal.
e) Mempunyai kegunaan bagi kesejahteraan hidup manusia (aksiologis ilmu).
Pada dasarnya ilmu dapat dibagi menjadi 2, yaitu ilmu murni dan ilmu terapan.
Ilmu murni : ialah ilmu yang membahas/mendalami ilmu itu sendiri. Dalam pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha untuk membahas teori-teori pendidikan secara dalam (sampai tingkat elementer-atomistik)
Ilmi terapan : ialah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan).
Pengetahuan
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objuk tertentu, termasuk kedalamnya adalah ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang di kenal oleh manusia .Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Sukar untuk dibayangkan bagaimana kehidupan manusia seandainya pengetahuan itu tidak ada, sebab pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul dalam kehidupan.
Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan tertentu yang dianjurkan. Oleh sebab itun agar dapat memanfaatkannya segenap pengetahuan kita secara maksimal maka harus kita ketahui jawaban apa saja yang mungkin bisa diberikan oleh suatu pengetahuan tertentu atau dengan kata lain, perlu kita ketahui kepada pengetahuan mana suatu pertanyaan tertentu harus kita anjurkan.
Jadi pada hakikatnya kita mengharapkan jawaban yang benar, dan bukanlah sekedar jawaban yang bersifat sembarang . masalah yang dalam kajiaan filsafati tersebut epitemologi, dan landasan epistemologi ilmu di sebut metode ilmiah. Dengan kata lain metode ilmiah adalah cara yang di lakukan ilmu dalam menyusun pengetahuanyang benar.
Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa ontologi, bagaimana epistemologi dan untuk apa aksiologi pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan ini saling berkaitan; jadi ontologi ilmu terkait dengan epistemologi ilmu dan epistemologi ilmu terkait dengan aksiologi ilmu dan seterusnya. Jadi kalau kita ingin membicarakan epistemologi ilmu, maka hal ini harus dikaitkan dengan ontologi dan aksiologi ilmu.
Berdasarkan landasan ontonomi dan aksiologi seperti itu maka bagaimana sebaiknya kita mengembangkan landasan epistemologiyang cocok? Persoalaan utama yang dihadapi oleh tiap epistemologi pengetahuan pada dasarnya adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar dengan memperhitungkan aspek ontologi dan aksiologi masing-masing. Demikian juga halnya dengan masalah yang dihadapi epistrmologi keilmuan yakni bagaimana menyusun pengetahuan yang benar untuk menjawab permasalahan mengenai dunia empiris yang akan digunakan sebagai alat untuk meramalkan dan mengontrol gajala alam.Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam menjadi kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal.
Penalaran merupakan salah satu kemampuan yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Secara simbolik manusia memakan buah pengetahuan lewat Adam dan Hawa dan setelah itu manusia harus hidup berbekal pengetahuan ini. Dia mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, serta mana yang indah dan mana yang jelek. Secara terus-menerus dia dipaksa harus mengambil pilihan: mana jalan yang benar mana jalan yang salah. Mana tindakan yang baik mana tindakan yang buruk, dan apa yang indah dan apa yang jelek. Dalam melakukan pilihan manusia berpaling kepada pengetahuan.
Manusia adalah satu-satunya mahluk yang mengembangkan pengetahuan ini secara sunguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya (survival). Seekor kera tahu mana buah jambu yang enak. Seorang anak tikus tahu mana kucing ganas. Anak tikus ini tentu saja diajari induknya untuk sampai pada pengetahuan bahwa kucing itu berbahaya.
Manusia mengembangkan pengetahuannya mengatasi kebutuhan kelangsungan hidup ini. Dia memikirkan hal-hal baru, menjelajah ufuk baru, karena dia hidup bukan sekedar kelangsungan hidup, namun lebih dari itu. Manusia mengembangkan kebudayaan; menusia memberi makna kepada kehidupan; dan masih banyak lagi pernyataan semacam ini: semua itu pada hakikatnya menyimpulkan bahwa manusia itu dalam hidupnya mempunyai tujuan tertentu yang lebih tinggi dari sekedar kelangsungan hidupnya. Inilah yang menyebabkan manusia mengembangkan pengetahuanannya; dan pengetahuaan ini jugalah yang mendorong manusia menjadi mahluk yang bersifat khas dimuka bumi ini.
Pengetahuaan ini mampu dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yakni, pertama manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang menelatarbelakangi informasi tersebut. Sebab kedua, yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuaannya dengan cepat dan mantap, adalah kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut poenalaran.
Dua kelebihan inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya yakni bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran yang mampu menalar. Tentu saja tidak semua pengetahuan berasal dari proses penalaran; sebab berpikir pun tidak semuanya bedasarkan penalaran. Manusia bukan semata-mata mahluk yang berpikir: sekedar homo sapiens yang steril. Manusia adalah mahluk yang berpikir, merasa, mengindra; dan totalitas pengetahuannya berasal dari ketiga sumber tersebut.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan sesuatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan sudah dianggap sahih kalau proses penarikan kesimpulan tersebut di lakukan menurut cara tertentu.cara penarikankesimpulan itu disebut logika, logika secara luas dpt disimpulkan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih.
Baik logika deduktif maupun logika induktif, dalam proses penalarannya, menggunakan premis-premis yang berupa pengetahuan yang dianggapnya benar. Kenyataan ini membawa kita kepada sebuah pernyataan ; bagaimana caranya kita mendapatkan pengetahuan yang benar itu? Pada dasarnya tersapat dua cara yang pokok bagi menusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah mendasarkan diri kepada rasio. Yang kedua mendasarkan diri kepada pengalaman. Kaum rasionalis mengembangkan paham yang kita kenal yaitu rasionalisme. Sedangkan mereka mendasarkan diri kepada pengalaman pengembangan paham yang disebut dengan empirisme.
Di samping rasionalisme dan empirisme masih terdapat cara untuk mendapatkan pengetahuan yang lain.yang penting untuk kita ketahui adalah intuisi dan wahyu. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapaykan tanpa melalui proses penalaran tertentu.wahyu merupakan pengetahuan yang disampaikan oleh tuhan kepada manusia. Pengetahuan ini disalurkan lewat nabi-nabi yang di utusnya sepanjang jaman. Agama merupakan pengetahuan bukan saja mengenai kehidupan sekarang yang terjangkau pengalamannya, namun juga mencangkup masalah-masalah yang bersifat transedental seperti latar belakang penciptaan manusia dan hari kemudian diakherat nanti. Pengetahuan ini didasarkan kepada kepercayaan akan hal-hal yang gaib(supernatural). Kepercayaan kepada tuhan yang merupakan sumber pengetahuan. kepercayaan kepada nabi sebagai perantara dan kepercayaan terhadap wahyu sebagai cara penyampaian, merupakan dasar dari penyusunan pengetahuan ini. Kepecayaan merupakan titik tolak dalam agama.pengetahuan, lain seperti ilmu umpamanya, bertitik tolak sebaliknya. Ilmu di mulai dengan rasa tidak percaya, dan setelah melalui proses pengkajian ilmiah, kita bisa di yakinkanatau tetap pada pendirian semula.
Contoh antara ilmu dan pengetahuan
Tidak jauh-jauh dari lingkungan sekitar yang pernah kita jumpai/ pernah kita rasakan antara lain seperti, saat melihat plank/tanda dimana gambar tersebut bermaksud tidak boleh parkir, tapi masih ada saja yang parkir di depan plank tersebut,jadi kita dapat menyimpulkan bahwa kita itu punya pengetahuan akan tetapi ilmunya yang tidak dipakai.
Dan ada lagi seperti dimana ada papan yang bertuliskan bahwa disini tidak boleh membuang sempah, tetapi coba kita liat......
masih banyak juga orang yang membuang dia area papan larangan tersebut. Yang dapat mengakibatkan banyak permasalahan seperti mudah terserang penyakit disebabkan tempat tersebut jadi kumuh,kotor, lebih parah lagi bisa menyebabkan banjir. Andai saja banyak orang yang mematui peraturan tersebut. Banyak keuntungan yang akan kita dapati , daerah yang bersih,teratur, dan kita juga akhirnya mengerti bahwa pengetahuan kita itu dipakai, dan ilmunya juga pun di pakai pula.
http://dhonykurniadi0204.blogspot.com/2010/10/ilmu-pengetahuan-dasar.html
We Know Nothing Or All things
menjalankan bisnis:
1. Mengubah Pola Pikir, Tindakan manusia dikendalikan oleh cara berfikirnya, untuk sukses yang
pertama kali harus diubah adalah cara berfikir kita. Pikiran harus dikondisikan dalam kondisi terdesak
agar memacu tindakan menuju kesuksesan.
2. Keterampilan menangkap peluang Usaha, keterampilan tidak hanya berani tetapi juga jeli melihat
peluang usaha yang prospektif dan tidak. Peluang usaha yang terlihat kecil tetapi bisa jadi menjanjikan
keuntungan yang besar.
3. Melakukan Tindakan, meski pikiran menentukan tindakan tetapi tidak akan berarti apa=apa tsnpa
tindakan.. Perubahan positif akan tercapai bila melakukan perubahan dengan tindakan nyata.
Keberuntungan lebih berpihak kepada yang banyak mencoba dan melakukannya, bukan kepada orang
yang berangan-angan melajukan dan tidak berbuat apa-apa.
4. Memilih Usaha yang belum terlalu banyak dilakukan orang lain.Memilih usaha yang belum banyak
dilakukan orang lain meminimalkan persaingan (Threats dalam Analisis SWOT).
5.Memilih Bidang usaha yang menarik, semua orang pada dasarnya bisa melakukan apa saja tetapi
pilihlah bidang usaha yang paling menarik minat kemudian ditekuni dan dilakukan dengan penuh
kesungguhan. Hobi bisa menjadi peluang usaha jika ditekuni dengan sungguh-sungguh.
Orang yang belajar dari pengalaman hidupnya adalah orang yang tergolong “WE KNOW NOTHING”
Kamis, 28 Oktober 2010
Homo Homini Socio & Homo Homini Lupus
Tidak bisa dipungkiri Hidup di dalam suatu negara sangat di butuhkan sosialisasi karena kita tidak dapat Hidup dengan sendirinya tanpa ada manusia lain . Untuk mewujudkan itu semua memang tidak mudah dimana kita harus menghadapi berbagai konflik yang akan memicu lahirnya sikap saling mangsa Dan disinilah Peran Hati nurani & ego sangat dibutuhkan.
gambaran manusia di jaman sekarang ini sangatlah mengerikan dari segi sikap dan perbuatan terkadang lebih keji dari pada hewan yang paling buas sekalipun,saling sikut,saling berebut saling tikam bahkan saling memangsa layaknya serigala yang buas siap menerkam mangsanya demi sebuah kepuasan (ambisi).
sebagai contoh yang terjadi di dalam kehidupan kita seperti tindakan kekerasan,mulai dari perkelahian ,pembunuhan,pemerkosaan,serta aksi teror pemboman yang sedang trend di negara kita dan perang dunia yang memungkinkan akan terjadi lagi . Pengakuan sebagai umat beragamapun yang telah patuh terhadap ajaranya kerap kali sebagai alasan tindakan kekerasan bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang. Banyak pelaku kekerasan seperti tersebut menyatakan ini masalah iman, masalah Tuhan atau masalah kebenaran (kebenaran yang ditafsirkan manusia itu sendiri).
Ego seperti apakah yang membuat manusia menggurat sejarah kekerasan dalam perbudakan-rasisme, Holocaust-rasisme, seksisme yang menyuburkan perdagangan manusia untuk kepentingan prostitusi, lalu yang sedang marak disoroti saat ini adalah kekerasan karena spesiesme. Mungkin sudah saatnya bagi manusia melihat jernih kekerasan karena spesiesme. Spesies manusia merasa lebih unggul dari spesies hewan hingga ‘boleh’ diperlakukan sebagai ‘milik-properti’ . Hewan diperlakukan tak beda dengan benda. Perasaan takut, marah, sakit saat disiksa hingga meregang nyawa ‘tak terlihat’ oleh ego manusia. Manusia sedang dan terus memelihara spesiesme ini, pertanyaannya, akan sampai kapan? Manusia butuh kejernihan hati dan akal, menimbang kembali apakah spesiesme layak dipelihara. Jika saja ada spesies yang lebih unggul dari manusia, penguasaan teknologi lebih tinggi dari manusia, manusia bisa saja dieksploitasi, dijadikan objek penelitian, bahkan dijadikan makanan. Seperti pada film the Island, sebuah film futuristik yang mengisahkan tentang komodifikasi manusia kloning untuk kepentingan asuransi kesehatan.
Jaminan kesehatan diberikan dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan adanya manusia kloning. Semua potensi penyakit dapat diatasi. Jika secara genetik Anda memilki potensi penyakit ginjal, diabetes atau jantung, Anda tidak perlu khawatir asal punya DUIT membayar asuransi, organ manusia kloning siap mengganti semua ‘onderdil’ yang bermasalah dalam tubuh Anda. Manusia kloning dengan rekayasa genetik sedemikian rupa diprogram agar tumbuh menjadi manusia yang super sehat untuk menjaga kualitas organnya. Namun rasa dan emosi mereka telah disetel, diprogram sedemikian rupa agar tidak ‘hidup’. Manusia kloning hidup tanpa rasa dan emosi meski dalam akhir cerita ada manusia kloning yang menyimpang , ada manusia kloning yang tetap punya emosi, hingga memberontak. Mereka tak ubahnya‘benda’. Di sini manusia satu tidak melihat kelayakan yang sama dengan manusia lainnya, hingga Homo Homini Lupus, dominasi sesama spesies subur dan ’sah-sah’ saja. Spesies manusia yang berduit ‘boleh-boleh’ saja memperlakukan manusia kloning sesuai kebutuhan mereka, karena mereka dianggap spesies manusia-benda.
Dalam dunia nyata wajah homo homini lupus sebenarnya tak asing dalam kasus perdagangan manusia entah untuk kepentingan sebagai buruh pabrik, pekerja di dunia prostitusi dengan berbagai modus. Di China modus terbanyak adalah penculikan, mulai dari anak kecil (biasanya untuk dijadikan pekerja seks untuk pedofilia) dan di Indonesia modusnya memanfaatkan keterjepitan keadaan ekonomi . modus yang digunakan adalah meminta langsung ke orang tua korban dengan memberi segepok uang ke orang tua korban hingga rela melepas anaknya untuk dipekerjakan di Jepang sebagai duta budaya. Kenyataannya, setelah korban sampai di tujuan, korban disodorkan nota utang berisi rincian biaya perjalanan dan biaya pengurusan imigrasi dll. Kondisi terjepit seperti ini, korban tidak memiliki pilihan, hingga terpaksa bekerja di ‘panti’ jauh berbeda dari yang dijanjikan sebelumnya. Sampai pada titik ini, manusia juga telah melihat manusia lain tak ubahnya benda tak berhak punya rasa, yang bisa dieksploitasi. Mungkinkah bakat homo homini lupus ini lahir dan tumbuh bermuasal, berakar dari sikap spesiesme kita terhadap hewan. Sadar tak sadar kita membiasakan diri ‘membenarkan’ mengabaikan rasa mereka. Kita terbiasa memperlakukan mereka seolah tak berhak punya rasa takut, rasa sakit dan rasa cinta akan hidup mereka sendiri . Jadi homo homini socio dan homo homini lupus ini ada dalam diri manusia. Sadar atau tidak kiti memang seperti itu. Kadang kita baik dngan sesame, kadang kita juga berbuat hal yang tidak baik. Mencelakakan seseorang hanya untuk sebuah keinginan. Seperti pemerintah yang mengaku sebagai wakil rakyat. Yang dalam faktanya mereka memakan uang rakyat. Korupsi itu seperti serigala memakan keluarganya. Merugikan Negara, dan rakyat. Negara menurut teori Thomas Hobbes dibutuhkan untuk mencegah kesewenang-wenangan pihak yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan terhadap rakyat yang lemah. Hobbes menilai bahwa negara dibutuhkan perannya yang besar agar mampu mencegah adanya “homo homini lupus” atau manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya. Hobbes memunculkan teori ini karena di masanya ia melihat adanya kesewenang-wenangan terhadap golongan yang lemah, sehingga perlu adanya peran negara untuk mencegah ini.
"manusia adalah kawan bagi sesama". Manusia adalah rekan atau teman bagi sesamanya di dunia sosialitas ini (homo homini socius). Pikiran homo homini socius ini ditaruh untuk mengkritik, mengoreksi, dan memperbaiki sosialitas preman; sosialitas yang saling mengerkah, memangsa, dan saling membenci dalam homo homini lupus (sesama adalah serigala bagi manusia). Definisi Homo Homini Socio 1
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Sosialisasi
Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized other.
Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi denagn orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Menurut Cooley konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self.
Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenaoi pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilain oreang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu . Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs (1973:168-208) mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain . Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani. Definisi Homo Homini Socio 4
Manusia, sudah jelas bahwa manusia yang dimaksud di dunia tidak hidup sendiri, dan tidak akan bisa hidup sendiri. Karena itu manusia juga disebut makhluk sosial, makhluk yang hidup berkelompok. Manusia membutuhkan informasi-informasi untuk mengetahui keadaan kehidupan yang ada, untuk memenuhi kebutuhan hidup dan survive atau juga pertahanan hidup di dunia ini.
Manusia adalah makhluk yang mempunyai aturan-aturan atau peradaban yang berbeda beda di dunia ini, setiap titik tempat pasti mempunyai peraturan yang berbeda beda. Peraturan tersebut dibuat untuk mentertibkan dan menyesuaikan dengan keadaan titik tempat tersebut, dan juga dibuat untuk mentertibkan komunikasi antar manusia.
Bukan baru-baru ini manusia sebagai makhluk sosial, tetapi sudah berabad-abad lamanya, sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, manusia sangat membutuhkasn satu sama lain, karena beberapa alasan, tetapi ada beberapa alasan yang sangat dominan yaitu :
1. Manusia butuh berinteraksi dan bersosialisasi atas dasar kebutuhan pangan, atau jasmaninya.
3. Manusia juga sangat membutuhkan interaksi dan sosialisasi atas dasar melangsungkan jenis atau keturunan.
Dari point-point di atas kita bisa melihat dan membayangkan bagaimana manusia sangat membutuhkan satu sama lain. Bukan hanya membutuhkan, tapi masyarakat atau kumpulan manusia yang berinteraksi adalah suatu komponen yang tidak terpisahkan dan sangat ketergantungan. Sehingga komunikasi antar masyarkat dientukan oleh peranan manusia itu sendiri sebagai makhluk sosial.
Globalisasi, adalah perubahan secara besar-besaran atau secara umum meluas. Dalam arus globalisasi yang berkembang sangat cepat ini manusia menjadi makhluk yang sangat mudah meniru dalam arti meniru sesuatu yang ada di masyarakat yang terdiri dari :
1. Manusia mudah meniru atau mengikuti perkembangan kebudayaan-kebudayaan, dimana manusia sangat mudah menerima bentuk-bentuk perkembangan dan pembaruan dari kebudayaan luar, sehingga dalam diri manusia terbentuklah pengetahuan, pengetahuan tentang pembaruan kebudayaan dari luar tersebut.
2. Penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia, sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Secara umum, keinginan manusia untuk meniru bisa terlihat jelas dalam suatu ikatan kelompok, tetapi hal ini juga kita dapat lihat di dalam kehidupan masyarakat secara luas.Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1. Tekanan Emosiaonal. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
Kamis, 14 Oktober 2010
contoh program sederhana,,
KODING
Private Sub Command1_Click()
Logika :
Jumat, 08 Oktober 2010
TUGAS KONVERSI
1. 198010 ke bilangan binear,heksadesimal,dan oktal
2. 10010011012 ke heksadesimal, oktal, dan desimal
3. 768 ke bilangan binear, heksadesimal, dan desimal
4. 43 F 16 ke bilangan binear, desimal, dan oktal
Jawaban :
1).
a. binner: 1980 /2 = 0
990 /2 = 0
495 /2 = 1
247 /2 = 1
123 /2 = 1
61 /2 = 1
30 /2 = 0
15 /2 = 1
7 /2 = 1
3 /2 = 1
1 /2 > 1
binner : 11110111100
b. heksadesimal : 0111 1011 1100
7 B C
c. oktal : 011 110 111 100
3 6 7 4
2). a. heksadesimal : 0010 0100 1101
2 4 D
b. oktal : 001 001 001 101
1 1 1 5
c. desimal : 20+22+23+26+29 = 589
3). oktal : 111 110
7 6
a. binear : 111110
b. heksadesimal : 0011 1110
3 E
c. desimal : 21+22+23+24+25 = 62
4). a. 0100 0011 1111
4 3 F
binear : 010000111111
b. oktal : 010 000 111 111
2 0 7 7
c. desimal : 20+21+22+23+24+25+26+211 = 2175
NAMA : NUGROHO ADI PERWIRA
NPM : 29110666
KELAS : 1KB01
Kamis, 07 Oktober 2010
Hubungan Ilmu Sosial Dengan Asal Mula Nasi
Kita sebagai makhluk sosial dimana manusia saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya,,
khususnya masyarakat indonesia yang menjadikan beras sebagai makanan pokok…
Seperti halnya dengan seorang Petani,,
bekerja di ladang sawahnya untuk bercocok tanam…
Salah satu tanamannya adalah padi yang nantinya akan menjadi beras…
Beras berasal dari benih yang kemudian menjadi padi,,
lalu diolah hingga menjadi biji gabah,,
kemudian ditumbuk lagi menjadi beras,,
lalu beras itu di distribusikan ke berbagai wilayah…
Seiring berjalannya teknologi banyak cara untuk mengolah beras menjadi nasi,,
seperti halnya di daerah perkotaan…
Orang hanya tinggal memasak dengan sebuah alat canggih tanpa menggunakan kompor,,
salah satu alat tersebut adalah “rice cooker”…
Perpaduan air,, beras,, panas,, dan listrik,,
akan menghasilkan nasi dengan waktu yang relatif singkat,,
hanya butuh beberapa menit sampai menjadi nasi…
Adapun yang masih menggunakan cara yang sederhana,,
Dengan cara merebus beras dengan air di dalam panci yang dipanaskan,,
menunggu hingga air habis,, setelah itu dikukus..
Bagaimanapun caranya tetap saja akan menjadi nasi yang sangat dinantikan kematangannya…
Jadi kita semua memerlukan timbal balik untuk hidup,,
Sungguh mulia jasa petani,,
Jika tidak ada petani maka siapa yang akan menanam padi…????
kita tidak akan bisa makan nasi,,
Dan apabila semua menjadi petani maka Negara kita tidak akan maju inilah yang disebut sebagai manusia adalah makhluk sosial..
Nasi adalah bagian dari hidup rakyat Indonesia…!!!