1. Hakekat Manusia dalam pandangan kebudayaan..
Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam sekitarnya.
Istilah kebudayaan berasal dari kata budh berasal dari bahasa Sansekeerta. Dari kata budh ini kemudian dibentuk kata budhayah yang artinya bangun atau sadar. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah culture.
Havinghust dan Neugarten menyatakan bahwa kebudayaan dapat didefinisikan sebagai cara bertingkah laku, etiket, bahasa, kebiasaan, kepercayaan agama dan moral, pengetahuan, sikap dan nilai-nilai yang merupakan hasil karya manusia seperti halnya bermacam-macam benda termasuk di dalamnya alat-alat teknologi. Dari pendapat ini dapat kita ketahui bahwa kebudayaan dapat berujud tingkah laku, hal-hal yang berupa rohaniah dapat pula berupa barang-barang material.
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan. Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
2. Kepribadian Bangsa Timur
Banyak orang masih sering mempersoalkan perbedaan antara kebudayaan Barat dan kebudayaan Timur. Padahal konsep itu berasal dari orang eropa barat dalam zaman ketika mereka berexpansi menjelajah dunia, menguasai wilayah luas di afrika,Asia san Oseania. Dan memantapkan pemerintah-pemerintah jajahan mereka dimana-mana. Semua kebudayaan di luar kebudayaan mereka di Eropa Barat disebutkan kebudayaan Timur, sebagai lawannya kebudayaan mereka sendiri yang mekeka sebut kebudayaan Barat
Contoh: Kepribadian Indonesia
Indonesia memiliki lebih dari 220 juta penduduk yang memiliki beragam budaya, suku dan adat istiadat, Indonesia sebagai bagian dari Negara-negara yang ada dalam posisi benua Asia memiliki adat yang disebut adat ketimuran yang berbeda dengan adat atau budaya barat seperti Amerika atau Eropa.
Indonesia yang tergabung dari berbagai suku, contohnya Jawa, Batak, Sunda, Banjar, Dayak, Bugis, Asmat, dan lain-lain terkenal dengan keramah tamahan masyarakatnya dan tingginya rasa saling menghormati antar sesama, ini bisa dibuktikan dengan terciptanya Negara ini yang dapat menyatukan semua suku, atau missal di daerah Banjarmasin yang penduduknya bisa saling terbuka dan menerima penduduk dari suku lain antaranya jawa, bugis, batak atau suku dari Negara lain seperti Cina dan Arab yang datang melalui akulturasi budaya dulunya.
Pada tanggal 28 oktober 1928 sebelum kemerdekaan bangsa ini tercipta, semua pemuda dari beragam suku di Indonesia yang memiliki sebutan Yonk Java ( jawa), Yonk Celebes (sulawesi), Yonk Borneo (Kalimantan) dan sebagainya berikar untuk menyatu dan bergabung menjadi satu kesatuan bangsa, dengan beralasan karena semuanya memiliki kesamaan budaya dalam artian satu cita-cita dan rasa saling menghormati. Peristiwa ini sering kita sebut dengan “Sumpah Pemuda”.
Personality dan culture bangsa Indonesia tentunya sangat berbeda dengan negara-negara barat, perbedaaan ini adalah karena pandangan hidup dan kebiasaan manusianya yang berbeda.
Dalam era globalisasi ini, bukan hanya perdagangan bebas saja yang utamakan dan menjadi program kerja negara-negara didunia ini namun juga kebudayaan negara-negara kuat mengekor bahkan secara langsung bisa di terima di bumi pertiwi ini, lalu bagaimana dan seperti apa kepribadian Indonesia saat ini?
Bukan berarti kepribadian negara luar itu jelek atau kepribadian kita yang bagus, namun perlu kita cermati apakah cocok atau tidak kebudayaan luar itu kita adopsi, selama ini kita seakan telah mengikuti jaman atau trend yang up to date, dalam berpakaian, dalam pemikiran, meningkatkan rasa gengsi, individualisme dan lain sebagainya yang berbau kepribadian barat.
Dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia yang memiliki adat ketimuran, rasa toleransi, ramah, sopan santun, saling menghargai, gotong royong dan lain sebagainya selalu menjadi dasar dalam hidup bermasyarakat. Bedanya dengan kepribadian orang-orang barat, disana mereka berpikir individualis, bermasyarakat atas dasar kegunaan. Itulah pandangan mereka yang telah terbentuk sejak dari migrasinya orang inggris ke benua amerika dan sejak jaman revolusi industri.
Pemikiran ini terbentuk karena proses kehidupan mereka yang selalu berpikir logis, struggle untuk hidup, bagaimana tidak, ketika mereka berpindah dari tanah inggris ke tanah amerika banyak sekali perjuangan yang telah mereka korbankan untuk mendapat kehidupan yang layak di banding di negara pertamanya yaitu Inggris. Atau di inggris sendiri, buruh-buruh banyak yang ditelantarkan, mereka berjuang untuk hidup dan mulai untuk mementingkan diri sendiri.
Di Indonesia, itu tidak terjadi, alam yang kaya raya, subur makmur tak menjadikan masyarakatnya susah dan menderita, bahkan sikap saling memberi merupakan sebuah kewajiban, namun karena sikap inilah ternyata kolonialisme, imperialisme dapat masuk dan mengubah pandangan hidup masyarakat Indonesia, orang portugis, belanda, dan spanyol sangat berpengaruh pada perubahan jati diri bangsa ini, direct rule dan indirect rule yang ditanamkan bangsa barat, mengubah pemikiran bangsa dan masyarakat Indonesia.
Kadang kita tidak menyadari bahwa sekarang ini masyarakat Indonesia sedang menyeimbangkan gaya hidup serta menyadur pemikiran orang-orang barat dalam artian meniru bukan menjadikan referensi, jika kita bisa melihat esensi pemikiran masyarakat desa yang masih alami di Indonesia ini mungkin kita akan sadar bahwa inilah kepribadian bangsa kita yang dulu menjadi ciri khas bangsa ini yang cantik dengan adat ketimurannya.
Kembali ke masalah perubahan, dalam kepribadian, perubahan kepribadian bukan hal yang dilarang, posisi serta jati diri yang membentuk kehidupan masyarakat bangsa indonesia dari dulu kala menjadi indikator dalam memilah dan memilih mana yang bisa kita pakai, intinya cocok atau tidak cocok dengan adat kita yaitu adat ketimuran.
Menyadur isi dari bukunya Koenjtoroningrat, Pengantar Ilmu Antropologi bahwa unsure kepribadian manusia di bentuk oleh pengetahuan, perasaan dan dorongan naluri.
Pengetahuan, berhubungan dengan apa yang kita lihat, rasakan dan rabaan kita tentang sesuatu, yang masuk ke dalam otak kita serta diproses dalam akal manusia menjadi sebuah gambaran atau referensi yang tersimpan dalam pikiran. Masukan tersebut bisa dari lingkungan, pengalaman serta peristiwa yang memang kita kehendaki untuk diproses menjadi sebuah moment tertentu. Inilah yang membentuk jati diri kita secara tidak langsung dalam kurun waktu tertentu jika hasil pengetahuan ini kita terapkan.
Perasaan, adalah anugerah tuhan yang diberikan kepada manusia untuk digunakan sebagai alat penilai dalam memilih apa yang bisa kita lakukan dan hindari, mengetahui mana yang negative atau yang positif, melihat mana yang cocok atau yang tak cocok, meskipun bersifat subyektif namun sangat berguna bagi kita untuk menimbulkan sebuah keinginan.
Dorongan naluri, selain pengetahuan yang didapat melalui proses kehidupan, manusia memiliki bawaan atau gen sejak lahir. Missal naluri untuk mempertahankan hidup, naluri untuk usaha mencari makan, naluri sex, naluri untuk bergaul, berbakti dan lain sebagainya, jika naluri ini digabungkan secara seimbang dengan pengetahuan maka akan jadi wujud kepribadian.
Menyoal lebih dalam menuju kepribadian manusia tidak terlepas dari ilmu psikologi. Menurut David Cohen dari Oxford university dalam bukunya “ melesatkan otak kiri otak kanan “ teori kepribadian merupakan sebuah bidang psikologi yang telah terasimilasi ke dalam kebudayaan yang luas secara mendalam.
Ini menegaskan kita bahwa kepribadian individu atau masyarakat, sangat berpengaruh dalam lahirnya sebuah kebudayaan manusia dan mendorong terbentuknya kepribadian umum suatu bangsa. Untuk memahami jati diri bangsa ini, tak perlu seluruh masyarakat di negara ini sadar akan jati diri bangsa ini, mulailah dari diri kita sendiri, kenali kepribadian bangsa kita yang tercinta ini.
Pandai-pandailah dalam memfilter kebudayaan negara lain yang selama ini kita telan mentah-mentah, lalu kita pikirkan apakah pantas jika kebudayaan barat kita pakai dan dijadikan kepribadian baru bangsa ini serta melupakan jati diri kita sebagai orang timur yang penuh dengan rasa sopan santun.
Ingatlah dengan adat-adat ketimuran kita yang beraneka ragam namun saling menghargai dan satu visi, alangkah indahnya jika kita selalu berpegang teguh pada adat yang telah membentuk kepribadian umum bangsa ini.
Contoh: Kepribadian Indonesia
Indonesia memiliki lebih dari 220 juta penduduk yang memiliki beragam budaya, suku dan adat istiadat, Indonesia sebagai bagian dari Negara-negara yang ada dalam posisi benua Asia memiliki adat yang disebut adat ketimuran yang berbeda dengan adat atau budaya barat seperti Amerika atau Eropa.
Indonesia yang tergabung dari berbagai suku, contohnya Jawa, Batak, Sunda, Banjar, Dayak, Bugis, Asmat, dan lain-lain terkenal dengan keramah tamahan masyarakatnya dan tingginya rasa saling menghormati antar sesama, ini bisa dibuktikan dengan terciptanya Negara ini yang dapat menyatukan semua suku, atau missal di daerah Banjarmasin yang penduduknya bisa saling terbuka dan menerima penduduk dari suku lain antaranya jawa, bugis, batak atau suku dari Negara lain seperti Cina dan Arab yang datang melalui akulturasi budaya dulunya.
Pada tanggal 28 oktober 1928 sebelum kemerdekaan bangsa ini tercipta, semua pemuda dari beragam suku di Indonesia yang memiliki sebutan Yonk Java ( jawa), Yonk Celebes (sulawesi), Yonk Borneo (Kalimantan) dan sebagainya berikar untuk menyatu dan bergabung menjadi satu kesatuan bangsa, dengan beralasan karena semuanya memiliki kesamaan budaya dalam artian satu cita-cita dan rasa saling menghormati. Peristiwa ini sering kita sebut dengan “Sumpah Pemuda”.
Personality dan culture bangsa Indonesia tentunya sangat berbeda dengan negara-negara barat, perbedaaan ini adalah karena pandangan hidup dan kebiasaan manusianya yang berbeda.
Dalam era globalisasi ini, bukan hanya perdagangan bebas saja yang utamakan dan menjadi program kerja negara-negara didunia ini namun juga kebudayaan negara-negara kuat mengekor bahkan secara langsung bisa di terima di bumi pertiwi ini, lalu bagaimana dan seperti apa kepribadian Indonesia saat ini?
Bukan berarti kepribadian negara luar itu jelek atau kepribadian kita yang bagus, namun perlu kita cermati apakah cocok atau tidak kebudayaan luar itu kita adopsi, selama ini kita seakan telah mengikuti jaman atau trend yang up to date, dalam berpakaian, dalam pemikiran, meningkatkan rasa gengsi, individualisme dan lain sebagainya yang berbau kepribadian barat.
Dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia yang memiliki adat ketimuran, rasa toleransi, ramah, sopan santun, saling menghargai, gotong royong dan lain sebagainya selalu menjadi dasar dalam hidup bermasyarakat. Bedanya dengan kepribadian orang-orang barat, disana mereka berpikir individualis, bermasyarakat atas dasar kegunaan. Itulah pandangan mereka yang telah terbentuk sejak dari migrasinya orang inggris ke benua amerika dan sejak jaman revolusi industri.
Pemikiran ini terbentuk karena proses kehidupan mereka yang selalu berpikir logis, struggle untuk hidup, bagaimana tidak, ketika mereka berpindah dari tanah inggris ke tanah amerika banyak sekali perjuangan yang telah mereka korbankan untuk mendapat kehidupan yang layak di banding di negara pertamanya yaitu Inggris. Atau di inggris sendiri, buruh-buruh banyak yang ditelantarkan, mereka berjuang untuk hidup dan mulai untuk mementingkan diri sendiri.
Di Indonesia, itu tidak terjadi, alam yang kaya raya, subur makmur tak menjadikan masyarakatnya susah dan menderita, bahkan sikap saling memberi merupakan sebuah kewajiban, namun karena sikap inilah ternyata kolonialisme, imperialisme dapat masuk dan mengubah pandangan hidup masyarakat Indonesia, orang portugis, belanda, dan spanyol sangat berpengaruh pada perubahan jati diri bangsa ini, direct rule dan indirect rule yang ditanamkan bangsa barat, mengubah pemikiran bangsa dan masyarakat Indonesia.
Kadang kita tidak menyadari bahwa sekarang ini masyarakat Indonesia sedang menyeimbangkan gaya hidup serta menyadur pemikiran orang-orang barat dalam artian meniru bukan menjadikan referensi, jika kita bisa melihat esensi pemikiran masyarakat desa yang masih alami di Indonesia ini mungkin kita akan sadar bahwa inilah kepribadian bangsa kita yang dulu menjadi ciri khas bangsa ini yang cantik dengan adat ketimurannya.
Kembali ke masalah perubahan, dalam kepribadian, perubahan kepribadian bukan hal yang dilarang, posisi serta jati diri yang membentuk kehidupan masyarakat bangsa indonesia dari dulu kala menjadi indikator dalam memilah dan memilih mana yang bisa kita pakai, intinya cocok atau tidak cocok dengan adat kita yaitu adat ketimuran.
Menyadur isi dari bukunya Koenjtoroningrat, Pengantar Ilmu Antropologi bahwa unsure kepribadian manusia di bentuk oleh pengetahuan, perasaan dan dorongan naluri.
Pengetahuan, berhubungan dengan apa yang kita lihat, rasakan dan rabaan kita tentang sesuatu, yang masuk ke dalam otak kita serta diproses dalam akal manusia menjadi sebuah gambaran atau referensi yang tersimpan dalam pikiran. Masukan tersebut bisa dari lingkungan, pengalaman serta peristiwa yang memang kita kehendaki untuk diproses menjadi sebuah moment tertentu. Inilah yang membentuk jati diri kita secara tidak langsung dalam kurun waktu tertentu jika hasil pengetahuan ini kita terapkan.
Perasaan, adalah anugerah tuhan yang diberikan kepada manusia untuk digunakan sebagai alat penilai dalam memilih apa yang bisa kita lakukan dan hindari, mengetahui mana yang negative atau yang positif, melihat mana yang cocok atau yang tak cocok, meskipun bersifat subyektif namun sangat berguna bagi kita untuk menimbulkan sebuah keinginan.
Dorongan naluri, selain pengetahuan yang didapat melalui proses kehidupan, manusia memiliki bawaan atau gen sejak lahir. Missal naluri untuk mempertahankan hidup, naluri untuk usaha mencari makan, naluri sex, naluri untuk bergaul, berbakti dan lain sebagainya, jika naluri ini digabungkan secara seimbang dengan pengetahuan maka akan jadi wujud kepribadian.
Menyoal lebih dalam menuju kepribadian manusia tidak terlepas dari ilmu psikologi. Menurut David Cohen dari Oxford university dalam bukunya “ melesatkan otak kiri otak kanan “ teori kepribadian merupakan sebuah bidang psikologi yang telah terasimilasi ke dalam kebudayaan yang luas secara mendalam.
Ini menegaskan kita bahwa kepribadian individu atau masyarakat, sangat berpengaruh dalam lahirnya sebuah kebudayaan manusia dan mendorong terbentuknya kepribadian umum suatu bangsa. Untuk memahami jati diri bangsa ini, tak perlu seluruh masyarakat di negara ini sadar akan jati diri bangsa ini, mulailah dari diri kita sendiri, kenali kepribadian bangsa kita yang tercinta ini.
Pandai-pandailah dalam memfilter kebudayaan negara lain yang selama ini kita telan mentah-mentah, lalu kita pikirkan apakah pantas jika kebudayaan barat kita pakai dan dijadikan kepribadian baru bangsa ini serta melupakan jati diri kita sebagai orang timur yang penuh dengan rasa sopan santun.
Ingatlah dengan adat-adat ketimuran kita yang beraneka ragam namun saling menghargai dan satu visi, alangkah indahnya jika kita selalu berpegang teguh pada adat yang telah membentuk kepribadian umum bangsa ini.
3.
Bagan Psiko-sosiogram.
Bagan Psiko-sosiogram.
Manusia itu terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu :
1. Jasad; yaitu badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba, dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
2. Hayat; yaitu mengandung unsure hidup, yang ditandai dengan gerak
3. Ruh; yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersift konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4. Nafas; dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri
5. I. Yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak nampak. Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan cirri alami yang irrasional dan terkait masalah sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri, tetapi terkait dengan struktur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia luar.
6. Ego. Merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubgunkan energi Id ke dalam saluran osial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
7. Superego. Merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia limat tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. Jadi superego menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan control diri melalui sistem imbalan dan hukuman yang terinternalisasi.
4. Definisi Kebudayaan.
Kebudayaan, kesenian, bukum, adat istihadat dan setiap kemampuan lain dan kebiasaan yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota suatu masyarakat. Misalnya: dari alat-alat yang paling sederhana seperti asesoris perhiasan tangan, leher dan telinga, alat rumah tangga, pakaian, system computer, non materil adalah unsur-unsur yang dimaksudkan dalam konsep norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan / keyakinan serta bahasa.
Para kebudayaan sering mengartikan norma sebagai tingkah laku rata-rata, tingkah laku khusus atau yang selalu dilakukan berulang – ulang. Kehidupan manusia sellau ditandai oleh norma sebagai aturan sosial untuk mematok perilaku manusia yang berkaitan dengan kebaikan bertingkah lak, tingkah laku rata-rata atau tingkah laku yang diabstaksikan. Oleh karena itu dalam setiap kebudayaan dikenal norma-norma yang ideal dan norma-norma yang kurang ideal atau norma rata-rata. Norma ideal sangat penting untuk menjelaskan dan memahami tingkah laku tertentu manusia, dan ide tentang norma-norma tersebut sangat mempengaruhi sebagian besar perilaku sosial termasuk perlaku komunikasi manusia.
Nilai adalah konsep-konsep abstrak yang dimiliki oleh setiap individu tentang apa yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, patut atau tidak patut.
Unsur penting kebudayaan berikutnya adalah kepercayaan / keyakinan yang merupakan konsep manusia tentang segala sesuatu di sekelilingnya. Jadi kepercayaan / keyakinan itu menyangkut gagasan manusa tentang individu, orang lain, serta semua aspek yang berkaitan dengan biologi, fisik, sosial, dan dunia supernatural. Unsure penting kebudayaan adalah bahasa, yakni system kodifikasi kode dan symbol baik verbal maupun non verbal, demi keperluan komunikasi manusia.
Definisi kebudayaan di atas seolah bergerak dari suatu kontinum nilai kepercayaan kepada perasaan dan perilaku tertentu. Perilaku tertentu. Perilaku tersebut merupakan model perilaku yang diakui dan diterima oleh pendukung kebudayaan sehingga perilaku itu mewakili norma-norma budaya.
Para kebudayaan sering mengartikan norma sebagai tingkah laku rata-rata, tingkah laku khusus atau yang selalu dilakukan berulang – ulang. Kehidupan manusia sellau ditandai oleh norma sebagai aturan sosial untuk mematok perilaku manusia yang berkaitan dengan kebaikan bertingkah lak, tingkah laku rata-rata atau tingkah laku yang diabstaksikan. Oleh karena itu dalam setiap kebudayaan dikenal norma-norma yang ideal dan norma-norma yang kurang ideal atau norma rata-rata. Norma ideal sangat penting untuk menjelaskan dan memahami tingkah laku tertentu manusia, dan ide tentang norma-norma tersebut sangat mempengaruhi sebagian besar perilaku sosial termasuk perlaku komunikasi manusia.
Nilai adalah konsep-konsep abstrak yang dimiliki oleh setiap individu tentang apa yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, patut atau tidak patut.
Unsur penting kebudayaan berikutnya adalah kepercayaan / keyakinan yang merupakan konsep manusia tentang segala sesuatu di sekelilingnya. Jadi kepercayaan / keyakinan itu menyangkut gagasan manusa tentang individu, orang lain, serta semua aspek yang berkaitan dengan biologi, fisik, sosial, dan dunia supernatural. Unsure penting kebudayaan adalah bahasa, yakni system kodifikasi kode dan symbol baik verbal maupun non verbal, demi keperluan komunikasi manusia.
Definisi kebudayaan di atas seolah bergerak dari suatu kontinum nilai kepercayaan kepada perasaan dan perilaku tertentu. Perilaku tertentu. Perilaku tersebut merupakan model perilaku yang diakui dan diterima oleh pendukung kebudayaan sehingga perilaku itu mewakili norma-norma budaya.
5. 7 Unsur Kebudayaan Universal.
C.Kluckhon di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan universal, yaitu :
1. Sistem Religi (sistem kepercayaan). Merupakan produk manusia sebagai homo religious yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan. Merupakan produk dari manusia sebagai homo socious, sadar bahwa tubuhnya lemah namum memiliki akal.
3. Sistem pengetahuan. Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens, pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi. Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan. Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber, bersumber dari pemikiran yang cerdas.
6. Bahasa. Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens, mulanya diwujudkan dalam bentuk kode yang kemudian disempurnakan dalam bahasa lisan dan tulisan.
7. Kesenian. Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus, setelah mencukupi kebutuhan fisiknya maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan.
6. 3 Wujud Kebudayaan Menurut Dimensi Wujudnya.
Kebudayaan mempunyai 3 wujud, yaitu : Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia Disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya. Kompleks aktivitas Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati. Wujud sebagai benda Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.